Waduk Jatigede
Waduk Jatigede merupakan sebuah waduk yang sedang dibangun di Kabupaten Sumedang. Pembangunan waduk ini telah lama direncanakan dan proses pembangunannya masih berlangsung hingga kini. Waduk ini dibangun dengan membendung aliran Sungai Cimanuk di wilayah Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.
Pembangunan waduk ini telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk, dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar. Namun, pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada tahun 1990-an, rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat. Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982.
Seperti waduk lainnya, Waduk Jatigede pun memiliki fungsi. Fungsi utama dari sebuah waduk adalah untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air. Di samping kedua fungsi utama tadi, waduk pun berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya. Untuk Waduk Jatigede, fungsi utamanya adalah sebagai sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air.
Namun dari berbagai fungsi dan manfaatnya sebuah waduk pasti ada saja dampak-dampak negatif yang ditimbulkannya, begitu juga dengan waduk Jatigede. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari bendungan waduk Jatigede :
1. Kurang lebih sekitar 70.000 jiwa akan kehilangan tempat tinggal dan lahan garapan.
2. Kurang lebih 1.200 hektare hutan milik Perhutani akan lenyap.
3. Puluhan situs bersejarah akan hilang dan tersapu.
4. Hilangnya potensi hasil bumi yang cukup besar.
5. Hilangnya lahan subur dan turunya produksi pertanian.
6. Dampak negatifnya tidak saja menyangkut aspek geologi dengan adanya stuktur tanah patahan berpotensi bencana dan rawan gempa, tetapi juga terhadap potensi sumber daya alam, budaya, sosial, dan lainnya.
7. Bendungan jatigede ini membutuhkan lahan seluas 4.892 hektare di mana seluas 3.696 hektare merupakan lahan milik penduduk. Dari luas lahan itu hampir 3.200 hektare merupakan lahan subur bagi pertanian, sehingga mengancam produksi beras di Kabupaten Sumedang berkurang sekitar 80.000 ton per tahun.
8. Ribuan spesies tumbuhan dan hewan, akan ikut amblas sebelum sempat terinventarisasi.
9. Hilangnya budaya lokal, dan tenggelamnya puluhan situs bersejarah, terutama yang berkaitan dengan sejarah Sumedang.
10. Dan ketidak jelasannya nasib warga OTD di tempat yang baru.
Post a Comment for "Waduk Jatigede"