Apa Yang Di Maksud Photo BW, Pengertian BW, Cara Pengambilan Photo BW, Hingga Zone System Untuk Photograper Pemula
Siapa sih pada zaman sekarang yang tidak suka photo, apalagi photo selfie. Dengan teknologi sekarang ini yang sudah canggih, hampir setiap orang bisa mengabadikan momennya dengan menggunakan gadget.
Yup! Sekarang ini zaman sudah berubah, tidak usah ribet bawa kamera kodak yang memiliki film hitam di dalamnya. Cukup keluarkan gadget, buka aplikasi kamera momen bisa di abadikan.
Semua orang sudah pasti suka photo.
"Tapi, tahukah anda mengenai photo BW..?". Jika belum mengetahuinya simak penjelasan berikut.
Pengertian BW (Black White) atau Hitam Putih
Hitam putih dalam fotografi merupakan penciptaan gambar monokromatik dengan menggunakan teknik fotografi. Dengan menggunakan kamera film tradisional atau kamera digital, artis pengekspos media gambar, seperti film atau sensor gambar digital dan cahaya. Cahaya dalam hitam putih ini memengaruhi media gambar sedemikian rupa untuk meninggalkan jejak permanen adegan pada media tersebut. Media ini kemudian diolah untuk membuat gambar akhir atau foto.
Kemudian Hachette Magazine dalam Popular Photography menyataan bahwa fotohitam putih adalah sebagai berikut: “Black and white, often works for one reason,simplicity. It’s nonchromatic tonal spectrum can reduce bias of color to a pattern of black, white and grays the (sic) reveal that elements of texture, line,form, and light with unmatched clarity.”(Hitam dan putih dibuat dengan sebuah alasan kesederhanaan. Di dalamnya terdapat spektrum nonkromatik tonal yang dapat mengurangi warna bias untuk pola hitam, putih, dan abu-abu sehingga dapat mengungkapkan elemen tekstur, garis, bentuk dan cahaya). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan tampilan hitam putih, maka warna-warna pada spektrum warna dapat dikurangi sehingga elemen dari tekstur, garis, bentuk, cahaya, dan kecerahan yang dihasilkannya akan cenderung tidak sama dan kejelasan warnanya terlihat lebih sederhana.
Fotografi hitam putih lebih cenderung ke dalam proses pembuatan foto menggunakan film negatif, sedangkan foto hitam putih berupa foto warna yang diedit dengan hasil finishing foto hitam putih berfungsi untuk menyederhanakan gambar dan menghasilkan foto dengan gradasi dari hitam pekat sampai ke putih terang, masing-masing mempunyai makna dalam ingatan dengan menggunakan garis tekstur, bentuk, dan permainan gelap terang serta gradasi yang bermacam-macam rentang abu-abu tanpa harus menghilangkan detail. Maka hasil karya penciptaan hitam putih akan mampu menampilkan kesan yang mendalam dari sebuah foto.
Fotografi hitam putih hanya dikenal dua warna, yakni hitam dan putih, gradasi warna hitam ke putih serta perbedaan kepekatan warna hitam yang membentuk gambar di dalam karya foto itu sendiri. Dalam foto hitam putih ini menunjukkan bahwa tidak ada warna yang ‘salah’ karena pengaruh temperatur sumber cahaya, juga tidak ada warna yang terlalu pekat (over saturated) atau warna yang pudar. Karena orang yang menikmati karya fotografi hitam putih akan fokus pada ‘tone’ dan tidak akan terkacaukan oleh warna-warna yang lain. Kekuatan sebuah fotografi hitam putih ini terletak pada gradasi warna hitam putih itu sendiri. Selain itu, fotografi hitam putih juga mengandalkan bentuk dan garis, karena kombinasi bentuk, garis, dan gradasi warna hitam-putih akan membangun irama dalam sebuah karya fotografi hitam putih. Maka seringkali foto hitam putih terasa lebih dramatis dan lebih kuat pesannya daripada foto berwarna.
Teknik Pengambilan Foto Hitam Putih
Sebelumnya telah dijelaskan tentang sejarah foto hitam putih, mengenal tokoh foto hitam putih yang sangat berpengaruh serta pengertian dari foto hitam putih itu sendiri. Dan sekarang ini, akan dibahas tentang teknik pengambilan foto hitam putih. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya atau mungkin pernah mendengar bahkan merupakan salah satu orang yang pernah membenarkan pula bahwa foto hitam putih itu membosankan, memiliki kesan jadul, tua, kuno, dan sebutan lainnya yang menandakan foto hitam putih itu tidak menarik.
Namun di sini paradigma Anda akan dibawa kepada pemahaman bahwa foto hitam putih itu indah, cantik, memiliki nilai artistik yang kuat, dramatis, serta berkarakter. Kuno, jadul, dan tua itu sebenarnya bukanlah sebagai suatu hal yang tidak menarik, melainkan hanya suatu ungkapan yang oleh sebagian orang yang kurang memahaminya hanya dipahami secara sepintas tanpa mempertimbangkan segi nilai dari kedalaman foto hitam putih tersebut. Satu kata lagi yang mungkin sering kita dengar untuk menilai foto hitam pitih, yaitu sederhana. Tidak mengapa jika pada akhirnya masih ada kata sederhana dari pemahaman foto hitam putih, namun ungkapan sederhana yang dilontarkan tersebut akan memiliki sesuatu yang sebenarnya tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata yang akan membawa pada kenikmatan memandang foto hitam putih dibanding dengan foto berwarna.
Sederhana. Tapi tidak ada duanya. Pesan yang disampaikan foto hitam putih itu lebih mendalam dan terkesan dramatis. Hal itu dapat terjadi jika dalam pengambilan foto dilakukan dengan kesungguhan serta penjiwaan dan imajinasi yang baik. Karena jika tidak demikian maka foto hitam putih tersebut akan kembali pada pengertian awal yaitu terkesan membosankan. Ada beberapa teknik atau mungkin lebih tepatnya cara yang dapat dilakukan sebagai persiapan dalam pengambilan foto hitam putih yaitu:
1) Menentukan objek
Dalam menentukan objek yang akan difoto, kita harus dapat memilihnya terlebih dahulu. Hal yang harus diperhatikan dalam memilih objek untuk difoto ini adalah dengan melakukan identifikasi. Kita perlu tahu objek apa saja yang akan indah ketika dijadikan foto hitam putih, karena tidak semua objek akan bagus untuk dijadikan foto hitam putih. Seperti contoh, kita memilih pelangi sebagai objek untuk foto hitam putih, tentu tidak bagus karena pada dasarnya yang menarik dari pelangi itu adalah dari warnanya yang beraneka ragam yang membentuk suatu hal yang indah dipandang. Atau lanskap matahari terbit dan terbenam, tentu akan kurang menarik jika dijadikan foto hitam putih karena yang menjadikannya indah itu karena terdapat perbedaan warna dari langit yang memberikan nuansa khas. Selain itu, objek yang ingin menonjolkan kesan warna pun tidak cocok dijadikan foto hitam putih, seperti halnya bunga yang berwarna-warni serta unsur fashion yang indah jika menggunakan warna sebagai daya pikat. Walaupun tidak menutup kemungkinan pula untuk dapat dijadikan foto hitam putih dengan konsekuensi ada sedikit nilai yang hilang jika memang kekuatannya ada pada warna yang beraneka ragam. Lantas objek seperti apa yang baik dijadikan foto hitam putih? Yaitu objek yang memiliki kesan sejarah, portrait yang ingin menunjukkan kesan dramatis dan detail (misalnya objek orang yang sudah tua), ataupun objek yang ingin menunjukkan kesan kontras yang kuat. Selain itu, objek lainnya pun bisa dijadikan foto hitam putih tergantung imajinasi pengambil foto.
2) Memandang objek dalam sisi hitam dan putih
Setelah menentukan objek yang cocok, selanjutnya adalah pandang objek dari sisi hitam putihnya, imajinasi kita akan sangat diuji di sini. Karena bisa jadi objek yang akan difoto ini memiliki warna yang beragam sehingga harus betul-betul matang dalam menginterpretasikannya dan memandangnya ke dalam objek yang pada akhirnya akan dijadikan hitam putih. Untuk membantu kita dalam memberikan gambaran adalah dengan memandangnya dari segi garis, bentuk, bayangan, dan kontras yang ada pada objek yang akan kita jadikan hitam putih. Di sini yang kita pelajari adalah memandang objek dari sudut yang berbeda dari biasanya, bahkan mungkin merupakan hal yang baru karena kita hanya memandang objek sebagai suatu hal yang bisa dibilang memiliki warna yang itu-itu saja, hitam, putih, dan beraneka ragam tingkatan warna abu-abu.
3) Atur pencahayaan
Dengan mengatur pencahayaan sedemikian rupa kita dapat memandang objek lebih dalam lagi. Karena dengan adanya pencahayaan yang kuat tentu akan menghasilkan bayangan yang kuat pula. Mengatur pencahayaan memang tidak mudah. Oleh karena itu, dibutuhkna imajinasi yang baik pula dalam poin ketiga ini. Ketika pencahayaan tepat maka foto yang dihasilkan tentu akan semakin baik, dan sebaliknya ketika pencahayaan kurang tepat maka hasil foto malah akan hancur. Dalam membuat foto hitam putih, kita dapat mengambil foto ketika matahari tepat berada diatas (pada siang hari). Hal ini tentu boleh dalam pengambilan foto hitam putih, karena akan lebih memperlihatkan bayangan yang kuat untuk menekankan garis dan bentuk pada komposisi. Atau bahkan kita bisa langsung mengambil foto ke arah matahari agar menghasilkan siluet yang indah tentu dengan imajinasi yang baik pula.
Setelah tiga hal di atas, hal yang dilakukan berikutnya yaitu:
1) Gunakan Format RAW
Tidak banyak orang yang mengetahui tentang format RAW ini, atau mungkin memang karena kameranya tidak memiliki format ini, atau pula mungkin karena memang tidak suka menggunakan format ini. Namun, perlu kita ketahui bahwa format RAW memiliki beberapa kelebihan yaitu dengan menggunakan format RAW, maka pengolahan file foto dalam fase pascaproduksi akan lebih mudah, kontrol pada saat konversi dari foto warna ke foto hitam putih akan lebih maksimal, memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dan toleransi yang lebih baik, kualitas foto lebih detail, serta menjaga foto asli tetap berwarna.
2) Ambil Foto Berwarna
Ketika kamera kita tidak memiliki format RAW, maka ambillah gambar berwarna dan lakukan konversi ke hitam putih di komputer. Walaupun di kamera disediakan format hitam putih, akan lebih baik jika kita tetap menggunakan format RAW atau jika tidak ada maka gunakan format warna.
3) Gunakan ISO Rendah
Hal ini dilakukan untuk mengurangi efek noise pada foto ketika di konversi ke hitam putih. Noise adalah bintik-bintik kecil putih pada foto yang akan terlihat lebih jelas dalam foto hitam putih dibanding dengan pada foto berwarna. Dengan menggunakan ISO rendah maka noise ini akan diminimalisir sehingga kualitas foto menjadi maksimal. ISO rendah pun baik digunakan ketika pengambilan gambar di lokasi dengan cahaya yang cukup. ISO rendah mampu menangkap kekontrasan dengan baik yang akan membuat efek hitam putih lebih efektif. Namun jika diinginkan adanya noise, maka tetap gunakan ISO rendah dan kita bisa menambahkan noise dalam proses pascaproduksi. ISO tinggi bisa digunakan jika mendapatkan shutter speed yang tinggi ataupun efek grain yang dramatis dengan sengaja. .
4) Waktu Pengambilan Gambar (Foto)
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa foto hitam putih bisa dibuat dari foto yang diambil dari teknik pengambilan gambar langsung ke matahari pada saat siang hari untuk mendapatkan unsur siluet yang baik. Namun, foto hitam putih pun akan baik jika diambil pada saat matahari rendah yaitu di pagi atau sore hari sehingga menghasilkan unsur dramatis yang kuat. Akan tetapi, jika pengambilan gambar pada sore hari dilakukan pada foto berwarna akan menghasilkan foto under exsposed.
b. Teknik Pencahayaan
Teknik ini merupakan salah satu hal yang vital dalam fotografi, karena sebagus apapun kamera dan objek ketika pencahayaannya tidak baik maka hasilnya akan kurang maksimal. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa cahaya merupakan syarat utama untuk menghasilkan gambar foto yang bagus. Shutter speed, aperture, dan ISO yang kita atur sedemikian rupa merupakan langkah kita untuk mendapatkan pencahayaan yang baik. Penilaian bagus dalam foto memang relatif, namun ketika fotografer ataupun non-fotografer mengambil gambar dengan segala perencanaan yang baik dan pesan yang ingin disampaikan dapat terealisasi dalam fotonya, maka akan memiliki nilai tambah masing-masing. Selain itu, foto yang bagus pun merupakan foto yang pencahayaannya itu sesuai dengan komposisi dari objek yang difoto.
Hal yang harus diperhatikan dari pencahayaan adalah :
1) Intensitas Cahaya
Pengambilan foto dilakukan dengan ukuran cahaya yag seimbang sehingga foto terlihat lebih alami. Namun, jika kita ingin mengambil foto secara under ataupun over maka atur eksposur sedemikian rupa sehingga foto kita akan terlihat enak dipandang dan memiliki nilai seni. Pengaturan intensitas cahaya dilakukan karena ini merupakan kekuatan dari cahaya.
2) Arah Datang Cahaya
Arah cahaya dalam fotografi merupakan suatu hal yang penting, karena dengan mengetahui arah cahaya dan mengaturnya ke objek akan sangat mempengaruhi bagaimana foto terlihat. Arah cahaya menentukan karakter cahaya itu sendiri sekaligus menentukan kesan dan dimensi yang ingin ditimbulkan pada objek.
Arah cahaya, baik alami yaitu sinar matahari maupun dari sumber cahaya buatan bisa
dibagi menjadi lima, yaitu :
a) Cahaya Depan (Front Light)
Front light artinya sumber cahaya ada di depan objek yang di foto sehingga biasanya sumber cahaya ada di belakang kamera kita. Cahaya depan bisa datang lurus terhadap objek, seperti kalau kita menghadap ke matahari saat sunrise di pantai. Cahaya depan juga bisa membentuk sudut, seperti saat kita menghadap matahari jam 10 siang. Dengan cahaya buatan, kita bisa membuat front light tepat di depan wajah atau membentuk sudut terhadap wajah. Mayoritas foto dihasilkan dengan sumber cahaya yang ada di depan objek. Cahaya depan yang merata akan memperindah foto.
b) Cahaya Samping (Side Light)
Cahaya mengenai subyek dari samping kiri atau kanan. Cahaya samping ini memberi kesan dimensional yang kuat sehingga banyak dipakai pada foto arsitektur. Pencahayaan dari samping juga akan menguatkan tekstur sebuah objek. Cahaya samping merupakan cahaya yang membuat perubahan pada bayangan. Kalau memotret wajah, jerawat akan makin diperkuat kalau kita menggunakan side light. Foto side light biasanya akan bagus saat dipakai memotret hitam putih.
c) Cahaya Atas (Top Light)
Dengan menggunakan cahaya atas pada foto portrait maka bayangan hidung akan terlihat di bawah hidung. Foto dengan pencahayaan dari atas ini bagus untuk foto kosmetik. Foto ini dapat diambil pada jam 12 siang agar mendapatkan pancahayaan matahari langsung.
d) Cahaya Bawah (Down Light)
Kebanyakan suasana yang menggunakan cahaya dari bawah ini adalah dalam suasana horor.
e) Back Light (Cahaya Belakang)
Back light terjadi saat kita memotret subyek dengan sumber cahaya yang berasal dari belakangnya, dengan kata lain sumber cahaya ada didepan kamera namun dibelakang objek. Saat kita memotret sebuah subyek yang membelakangi matahari, misalnya memotret teman yang menghadap ke timur pada jam 4 sore maka akan terjadi back light. Dengan membelakangi sumber cahaya, seringkali kita menghasilkan foto siluet. Mayoritas foto backlight akan menonjolkan bentuk dan profil dari objek yang difoto. Hindari pencahayaan dari arah belakang ini jika tidak menginginkan foto siluet.
3. Zone System
a. Sejarah dan Pengertian Zone System
Zone system merupakan suatu teori yang dikembangkan oleh Ansel Adams dan Fred Archer sebagai alat bantu mengajar sementara mereka mengajar di Art Center School di Los Angeles pada tahun 1940 . Ini menjadi jelas bagi Adams dan Archer bahwa cara untuk membebaskan kreativitas siswa adalah untuk menyediakan sistem praktis yang akan menjamin ' benar' hasil dan memungkinkan visualisasi (mengetahui bagaimana gambar akhir akan terlihat pada saat exposure). Mengutip Ansel Adams dari otobiografinya. "Fasilitas Craft membebaskan ekspresi , dan saya selalu kagum berapa banyak seniman berpikir sebaliknya untuk menjadi kenyataan." Zone system salah dianggap oleh banyak orang untuk fotografer menggunakan kamera format besar dan bekerja hanya dalam monokrom . Ini adalah mutlak sampah !Zone system adalah metode mengendalikan eksposur subjek (menggunakan light meter) dan ketika menggunakan film, kontras negatif (menggunakan pengembangan). Dengan kamera digital prosedur paparan identik dengan kamera film ! 'Kontrol kontras ' aspek pengembangan film dapat diubah dan dimasukkan ke dalam fotografer digital berpikir dengan mengaitkan perkembangan film untuk digital 'Curves' untuk memungkinkan fotografer digital untuk membuat berbeda, tapi hati-hati dikendalikan, eksposur subjek untuk menangkap kontras penuh jangkauan. Gambar kemudian dapat digabungkan dalam perangkat lunak untuk membuat baik gambar HDR atau composited gambar kontras dikendalikan berlapis . Kedua kontrol, eksposur dan pengembangan, pekerjaan apapun film yang digunakan, tidak menentukan film apa yang akan digunakan. Setiap kali Anda menekan shutter release , Anda membuat eksposur dan sekali film ini terkena membutuhkan pengembangan untuk menghasilkan gambar (dengan asumsi metode berbasis perak, bukan digital). Prosedur ini berlaku untuk mono neg . , Warna neg . , Dan warna trannya dalam format apapun yang Anda pilih (110 ke atas) . Satu-satunya perbedaan adalah dalam cara yang berlaku sistem tergantung pada format yang digunakan . Jelas, dengan lembaran film Anda dapat mengembangkan masing-masing negatif secara terpisah (ideal ) tapi dengan roll film (35mm dan 120) seluruh gulungan cenderung untuk dikembangkan pada waktu yang sama. Hal ini dapat memungkinkan dalam metode kerja Anda! Ansel Adams digunakan semua format, termasuk Polaroid (dia adalah seorang konsultan untuk Polaroid), untuk gambarnya membuat kedua warna dan mono menggunakan Zone system. Banyak 'ahli' dalam fotografi telah membuat reputasi dengan mencoba untuk menemukan kembali roda dan datang dengan sistem mereka sendiri. Mereka kemudian mengklaim sistem mereka dalam beberapa cara unggul untuk pasar itu, biasanya termasuk mencoba untuk merendahkan Zone system untuk melakukannya. Segera setelah Anda melihat ini 'sistem', Anda menyadari bahwa mereka hanya Zone system dengan nama lain. Zone system adalah aplikasi praktis dari sensitometry fotografi , dan prinsip-prinsip sensitometry tidak berubah secara dramatis sejak awal. Setiap sistem kontrol eksposur / pembangunan harus didasarkan pada sensitometry, maka harus didasarkan pada Zone system asli.
Post a Comment for "Apa Yang Di Maksud Photo BW, Pengertian BW, Cara Pengambilan Photo BW, Hingga Zone System Untuk Photograper Pemula"