Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Alur Proses Produksi Produk Multimedia

Proses produksi produk multimedia, merupakan urutan-urutan atau tahap yang harus di lalui mulai dari Pre Production, Production, dan Post Production.

Disini saya akan menjabarkan bagaimana tahap-tahap tersebut.

1. Pre Production
Pre production atau pra produksi ialah tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video). Dengan lahirnya teknologi digital video dan metode non linear editing, maka proses produksi video menjadi lebih mudah. Ketika kita akan memulai sebuah proyek, terkadang kita telah memiliki stock-shoot/footage video yang kita butuhkan, untuk itu kita harus melakukan peninjauan ulang segala kebutuhan sesuai dengan cerita yang akan kita buat.

Artinya, kita harus mempersiapkan footage video yang telah ada, fotografi, diagram dan grafik, gambar ilustrasi, atau animasinya. Tetapi banyak juga videographer yang memulai dari awal atau dari nol. Pada intinya tujuan pra produksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya digital video sesuai dengan harapan.

1.1. Proses penuangan ide (proposal) produk
a. Title goals / judul tujuan
b. Audience / pemirsa
c. Title gendre - doom type game, nonprofit web site, kiosk, etc. / judul jenis karya - jenis permainan doom, situs web nirlaba, kios, dll.
d. Marketing requirements / penentuan pemasaran.
e. Schedule requirement / penentuan jadwal pelaksanaan

1.2. Desain
a. Berita / konten / jasa
b. Arsitektur informasi
c. Visual dan Suara
d. Teknis
e. Interaksi
f. Navigasi

1.3. Perencanaan produk
A. Storyboard / konten garis
  a. Menentukan lingkup proyek - berapa banyak halaman, suara, animasi, dll.
  b. Tentukan aliran proyek - organisasi dan navigasi.
  c. Dari ini datang informasi yang dibutuhkan untuk sisa rencana produksi.

B. Penganggaran
  a. Produksi.
  b. Konten ahli dan konsultasi lainnya.
  c. Hak akuisisi & izin.
  d. Pengujian.
  e. Duplikasi atau hosting versi uji.

C. Penjadwalan
  a. Hak akuisisi; izin
  b. Konten produksi
  c. Konten akuisisi (video, teks, gambar, dll)
  d. Rekayasa Perangkat Lunak
  e. Pengujian

D. Aset management
  a. Organisasi
  b. Penanaman konveksi
  c. Revisi management
  d. Backup

E. Pengujian
a. Pengguna pengujian
b. Konten pengujian
c. Fungsional pengujian

F. Staff
  a. Berapa banyak staff di rumah
  b. Berapa banyak kontraktor
  c. Siapa melakukan apa

G. Pembayaran tonggak

1.4. Dokumentasi
A. Desain
B. Rencana produksi

1.5 Kumpulan tim
A. Designer
B. Produsen
C. Teknis Desainer
D. Seni Direktur
E. Audio produser
F. Penulis dan editor
G. Grafis seniman
H. Programmer / code HTML
I. Komponis / Suara desainer / musisi
J. Konten spesialis
K. Teknis asisten
L. Produksi asisten
M. Hak dan peneliti
N. Pengacara

1.6 Membangun prototype
A. Menguji arah desain
B. Buktikan keluar komponen teknologi baru
C. Dapatkan semua orang pada halaman yang sama tentang apa proyek
D. Lihat bagaimana tim bekerja

1.7. Pengurusan hak cipta
1.8 Penandatanganan kontrak dan pembiayaan

Proses kerja pre produksi :
Secara singkat pra produksi adalah menuangkan ide cerita kemudian mensketsakan beberapa adegan penting ke dalam bentuk naskah cerita. Lalu dibuat storyboard untuk menerjemahkan naskah menjadi cerita yang lebih mendetail. Dibuat karakter tokoh; background awal. Lalu membuat keyframe. Test shot, yaitu sebuah rangkaian pendek gambar yang di render dengan full color untuk memastikan teknik pergerakan dan renderingnya. Sebelum proses cell animation sendiri dimulai, dibutuhkan konsep cerita yang harus dibuat dalam bentuk narasi.

Beberapa elemen yang harus menjadi pertimbangan pra produksi.
1. Apakah tujuan dan pesan yang ingin disampaikan? Dan apa essensinya
2. Siapa pemirsa yang akan dituju? Siapa yang akan menjadi pengguna akhir dari karya ini? Seperti apa flat form pemutaran multimedia mereka?
3. Apa keinginan klien?
4. Membuat sesuatu yang sama sekali baru
5. Apakah sarana yang menunjang untuk pembuatan proyek telah terpenuhi?
6. Menginventarisir perangkat lunak yang dibutuhkan.
7. Menginventarisir orang yang terlibat serta pembagian job deskripsi
8. Membuat schedule kerja
9. Merencanakan biaya yang dibutuhkan
10. Merencanakan pendistribusikan hasil kerja
11. Mengupdate hasil kerja

Contoh ;
Proses Pembuatan Film
1. Outline
Untuk mempermudah membuat proyek video, maka kita harus membuat sebuah rencana kasar sebagai dasar pelaksanaan. Outline dijabarkan dengan membuat point-point pekerjaan yang berfungsi membuat kita mengidentifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun supaya pekerjaan kita dapat berjalan. Outline dapat disusun dengan rekan kerja atau dengan klien kita, supaya kita dapat menghasilkan sebuah visi dan persepsi yang sama tentang langkah pelaksanaan proyek yang akan di buat.
2. Script / Skenario
Dengan menggunakan outline saja sebenarnya sudah cukup untuk memulai tahapan pelaksanaan produksi, tetapi dalam berbagai model proyek video, seperti iklan televisi, company profile, sinetron, drama televisi, film cerita dan film animasi tetap membutuhkan skenario formal yang berisi dialog, narasi, catatan tentang setting lokasi, action, lighting, sudut pandang dan pergerakan kamera, sound atmosfir dan lain sebagainya.
3. Storyboard
Apabila kurang cukup dengan outline dan scenario, maka kita dapat menyertakan storyboard dalam rangkaian perencanaan proses produksi kita. Storyboard merupakan coretan gambar/sketsa seperti gambar komik yang menggambarkan kejadian dalam film. Di dalam gambar tersebut juga berisi catatan yang berisi adegan, sound, sudut dan pergerakan kamera, dan lain sebagainya. Dengan storyboard jelas akan mempermudah pelaksanaan dalam proses produksi nantinya.
4. Rencana Anggaran Biaya
Ketika kita sedang mengerjakan proyek profesional ataupun pribadi, maka sangat dianjurkan untuk merencanakan anggaran biaya produksi. Dalam proyek professional, rencana anggaran biaya yang terencana, dan hanya mengandalkan spekulasi, maka prosentase kerugian akan menjadi besar. Rencana anggaran biaya meliputi gaji untuk kita, rekan kerja, aktor dan talent lainnya (effect specialist, graphic designer, musisi, narrator, dan animal trainers), begitu pula dengan pembelian kaset DV, biaya sewa lokasi, kostum, properties, sewa peralatan, cetering dan lainnya.

2. Production
Tahap produksi merupakan tahap ketika proyek multimedia dirender kemungkinan terjadi menjadi masalah-masalah misalnya ketika file gratis lenyap dari server atau lupa mengirim, ketika suara hilang ataupun hard disk mengalami crash.
Ilustrasi pelaksanaan produksi Multimedia;
Proses ini terdiri dari,
Konten Penciptaan
1. Grafis
2. Teks
3. Animasi
4. Video
5. Suara EFX
6. Musik

Pemrosesan isi; proofing, editing, assembly, formatting, compression, sesuaikan dengan isi, tujuan pesan mungkin juga pengguna dari produk ini
1. Proofing/pemeriksaan
2. Mengedit
3. Majelis
4. Format
5. Kompresi

Penciptaan perangkat lunak
1. Authoring
2. Pengembangan perangkat lunak kustom
3. Menerapkan perilaku interaksi judul
4. Penerapan database dan layanan backend lainnya

Pengintegerasian isi dan software harus memudahkan pelanggan/pengguna untuk mengakses atau menggunakannya, serta software yang digunakan harus up to date
1. Sangat dekat hubungannya antara konten dengan piranti lunak
2. Salah satu tidak dapat melanjutkan jauh tanpa yang lain
3. Versi perangkat lunak berhasil dan konten berjalan dengan baik

Merevisi desain
1. Pengujian informal pengguna
2. Pengujian formal pengguna
3. Berdasarkan hasil tes, merevisi dokumen desain.

Pembekuan desain
Merevisi isi dan software mengikuti desain akhir, produk yang terbaik biasanya hasil dari umpan balik yang berkesinambungan dan modifikasi yang di implementasikan pada seluruh proses produksi.

Membangun versi Alpha
Ditetapkannya fungsionalitas, mayoritas melengkapi implementasi, mengintegritasikan semua modul lengkap dengan judul dalam bangunan.
1. Pengujian dan pelaporan bug untuk kesalahan fungsional dan konten.
2. Mengevaluasi setiap hambatan yang terjadi, hasil evaluasi harus dibuat catatannya serta catatan antisifasinya ini penting untuk pegangan proyek berikutnya yang akan dibahas pada saat memulai proyek selanjutnya, untuk mengeliminir kesalaham serta gangguan.
3. Merevisi perangkat lunak dan konten didasarkan pada evaluasi bug, temuan-temuan dijadikan acuan untuk merevisi kekurangan baik itu berupa software atau isi.
4. Sisa bagian lengkap dari judul
5. Membangun versi beta judul lengkap
6. Fungsionalitas penuh, tidak sepenuhnya diuji.

3. Post Production
Setelah proses produksi maka akan dihasilakan footage atau koleksi klip video. Untuk membangun dan menyampaikan cerita, maka harus mengedit dan menyusun klip-klip tersebut dan tentu saja menambahkan visual effect, gambar, title, soundtrack. Proses diatas tersebut dengan post production atau pasca produksi.

Berikut merupakan aplikasi dari Adobe yang dirancang khusus untuk proses pasca produksi :
1. Adobe Priemere Pro, sebuah aplikasi editing yang real-time untuk professional dalam bidang digital video production.
2. Adobe After Effect, sebuah aplikasi khusus untuk Motion Graphics dan Visual Effect.
3. Adobe Audition, aplikasi professional untuk pengolah audio digital.
4. Adobe Encore DVD, aplikasi prefessional untuk dvd authoring.

Selain aplikasi-aplikasi tersebut, dikenal pula dua aplikasi grafis professional yang juga memainkan peran penting dalam menghasilkan elemen grafis berkualitas tinggi, aplikasi tersebut adalah Adobe Photoshop dan Adobe Illustrator. Pada kesempatan lain, saya akan membahas mengenai produk-produk Adobe yang mendukung dalam pengerjaan multimedia.

Proses post production meliputi,
1. Pengujian versi beta dan pelaporan bug untuk kesalahan fungsional dan konten.
a . Proof content/bukti konten- teks, gambar, suara, kredit, dll.
b. Proof interaction / bukti interaksi  - link yang benar, tanggapan, tindakan.
c. Check for unexpected interaksi / periksa interaksi tak terduga - desain adalah selalu tidak lengkap dan tidak mengantisipasi segala sesuatu yang dapat terjadi.
d. Check for crashes / periksa untuk crash
2. Mengevaluasi laporan bug dan menentukan yang akan diperbaiki.
3. Merevisi perangkat lunak dan konten didasarkan pada evaluasi bug.
4. Ulangi tes, laporan, merevisi siklus sampai bug dikurangi sampai tingkat yang dapat diterima.
5. Lepaskan Golden Master ke publik untuk situs web atay manufaktur.
6. Arsip semua bahan produksi
a. Semua asset - foto, video & kaset audio, dokume, dll.
b. Master file digital - grafis, audio, teks, video, dan hal lain dalam resolusi tinggi, format diedit.
c. Akhir aset
d. Perangkat lunak
e. Alat kustom
f. Dokumentasi
7. Menyampaikan Arsip; Dokumentasi untuk klien
8. Promosikan situs.

Berikut merupakan alur proses pembuatan dari proyek produk multimedia, kurang lebihnya mohon maaf jika ada kesalahan. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan.

Post a Comment for "Alur Proses Produksi Produk Multimedia"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel