Apa Itu Desain WPAP ?
Apa yang anda ketahui mengenai desain WPAP? Jika pernah melihat postingan gambar potret wajah yang diedit dengan berbagai warna serta memiliki dimensi kotak-kotak.
Selamat, anda sudah melihat hasil dari desain WPAP.
Mengulas lebih jauh, menurut wikipedia. WPAP merupakan suatu seni ilustrasi potret wajah yang bersaling-silang secara geometris dengan penggunaan kontradiksi warna-warna khusus.
WPAP atau Wedha's Pop Art Potrait di ciptakan oleh seorang ilustrator Indonesia, asal Pekalongan, Jawa Tengah.
Kata Wheda sendiri diambil dari nama pencipta aliran design ini yaitu Wedha Abdul Rasyid.
Beliau lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, tanggal 10 Maret 1951. Wedha mulai menjadi seorang seniman grafis sekitar tahun 1970. Dan mulai masuk dalam industri media percetakan majalah Hai tahun 1977.
Wedha banyak membuat ilustrasi karya-karya fiksi Arswendo Atmowiloto dan Hilman Hariwijaya, salah satu yang terkenal adalah karya fiksi Lupus. Dalam industri majalah itu beliau juga mengerjakan potret para tokoh dunia yang menjadi liputan majalah tersebut.
Pada tahun 1990, Wedha kemudian mencanangkan cara baru untuk menggambar ilustrasi wajah.
Hal ini dilakukan dikarenakan penurunan daya penglihatanya karena usia yang telah mencapai 40 tahun sehingga ia sulit menggambar wajah dalam bentuk yang realistis dan detail.
Wedha kemudian mencoba desain illustrasi bergaya kubisme untuk gambarnya.
Desain ini kemudian tumbuh dan semakin populer sebagai bagian dari gaya pop art bahkan hingga dengan saat ini. Desain ilustrasi ini disebut Wedha’s Pop Art Potrait (WPAP), bahkan ada yang menyebutnya sebagai aliran Wedhaism.
Berikut merupakan pengenalan mengenai WPAP.
1. Mengenal WPAP, Seni Asli Indonesia Yang Mendunia.
WPAP atau Wedha's Pop Art Potrait adalah suatu gugus seni ilustrasi potret wajah yang bersaling-silang secara geometri dengan penggunaan kontradiksi warna-warna khusus. Dimensi dari gambar yang di-trace (gambar ulang dengan acuan) tidak berubah, sehingga penampakan akhir dari objek yang di transformasi jelas dan menyerupai aslinya sehingga mudah dikenali.
Teknik melukis ini ditemukan oleh Wedha Abdul Rasyid, seniman grafis asal Pekalongan, Jawa Tengah, pada tahun 1990. Awal kepopuleran WPAP adalah ketika digunakan untuk mengilustrasi cerita-cerita karya Arswendo Atmowiloto dan Hilman Hariwijaya di majalah Hai.
Ia berprofesi sebagai ilustrator sejak dekade 1970-an. Mulai 1977, ketika bergabung dengan majalah Hai, ia banyak membuat ilustrasi terutama karya-karya fiksi Arswendo Atmowiloto dan Hilman Hariwijaya. Salah satu yang terkenal adalah karya fiksi Lupus. Di majalah itu juga ia mengerjakan potret para tokoh dunia yang menjadi liputan majalah tersebut.
Pada tahun 1990, Wedha kemudian mencanangkan cara baru untuk menggambar ilustrasi wajah. Hal ini dilakukan dikarenakan penurunan daya penglihatanya karena usia yang telah mencapai 40 tahun sehingga ia sulit menggambar wajah dalam bentuk yang realistis dan detail. Wedha kemudian mencoba illustrasi bergaya kubisme untuk gambarnya. Gaya ini kemudian tumbuh dan semakin populer sebagai bagian dari gaya pop art bahkan hingga dengan saat ini. Gaya ilustrasi ini disebut Wedha’s Pop Art Potrait (WPAP), bahkan ada yang menyebutnya sebagai aliran Wedhaism.
Dimulai sekitar tahun 1990-1991 berawal dari kegelisahan menggambar sosok manusia yang realis karena seiring bertambahnya usia. Menurut Wedha, gambar sosok manusia realis mempunyai tingkat kesulitan paling tinggi di tambah dengan faktor memilih, mencampur warna menjadi hal yang menyulitkan. Kemiripan warna kulit manusia, kehalusan goresan, menjadi sesuatu yang mahal bagi Wedha.
Dari kegelisahaan itulah, Wedha mulai memikirkan cara melukis sosok manusia dengan cara yang lebih mudah dengan mengutak atik titik, garis dan bidang. Berawal dari situ mulailah Wedha membayangkan gambar sosok manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang dibentuk oleh garis-garis imajiner.
Sebelum menemukan cara membuat seperti sekarang ini dimana teknologi sangat membantu mempermudah dalam pembuatan WPAP Wedha harus melalui proses yang begitu panjang dari membuat WPAP dengan manual sampai ke digital pada era sekarang ini.
Di Pekalongan, kota kelahiran Pak Wedha kini mulai bermunculan regenerasi WPAP maker selanjutnya. Salah satu contohnya adalah Kukuh Mujiono, yang kebetulan juga seorang ASKARLO 2014, yang tengah mengenyam bangku perguruan tinggi sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro saat itu. Kota kecil ini memang masih minim peminat aliran WPAP, sehingga tergugah rasanya untuk menggelar sebuah pembelajaran yang bertajuk #SinauWPAP di sekolah asalnya.
Kini, komunitas WPAP telah marak dan besar. Beragam tutorial pun mudah dijumpai di youtube, facebook, dan media sosial lainnya.
2. Profil, Bapak Ilustrasi Indonesia pencipta WPAP.
Wedha Abdul Rasyid (lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 10 Maret 1951; umur 68 tahun) adalah seniman grafis Indonesia. Ia dikenal sebagai pencipta aliran WPAP (Wedha's Pop Art Potrait) atau FMB (Foto Marak Berkotak), atas jasanya ini ia dijuluki bapak ilustrasi Indonesia.
Ia berprofesi sebagai ilustrator sejak dekade 1970-an. Mulai 1977, ketika bergabung dengan majalah Hai, ia banyak membuat ilustrasi terutama karya-karya fiksi Arswendo Atmowiloto dan Hilman Hariwijaya. Salah satu yang terkenal adalah karya fiksi Lupus. Di majalah itu juga ia mengerjakan potret para tokoh dunia yang menjadi liputan majalah tersebut.
Pada tahun 1990, Wedha kemudian mencanangkan cara baru untuk menggambar ilustrasi wajah. Hal ini dilakukan dikarenakan penurunan daya penglihatanya karena usia yang telah mencapai 40 tahun sehingga ia sulit menggambar wajah dalam bentuk yang realistis dan detail. Wedha kemudian mencoba illustrasi bergaya kubisme untuk gambarnya. Gaya ini kemudian tumbuh dan semakin populer sebagai bagian dari gaya pop art bahkan hingga dengan saat ini. Gaya ilustrasi ini disebut Wedha’s Pop Art Potrait (WPAP), bahkan ada yang menyebutnya sebagai aliran Wedhaism.
Terima kasih, Pak Wedha selaku Bapak Ilustrasi Indonesia. Jasamu takkan kami lupakan! Good Job Indonesia!
Post a Comment for "Apa Itu Desain WPAP ?"